Sedekah Laut Dibubarkan, Kyai Nyentrik 'Gus Miftah' Ini Berikan Pernyataan Monohok
Sekelompok orang membubarkan persiapan tradisi sedekah laut di Pantai Baru, Bantul, DI Yogyakarta. Kiai muda asal Kalasan, Sleman, KH Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah, menyayangkan tindakan itu.
"Banyak orang yang gagal paham, salah paham atau pahamnya salah. Menurut saya, selama tujuan tradisi adat untuk nguri-uri budaya, itu tidak ada masalah. Tapi jika sifatnya peribadatan, jelas itu salah," tegasnya di sela acara Milad ke-6 Ponpes Ora Aji yang diasuhnya, Sabtu (14/10/2018) malam.
"Apapun itu, teman-teman yang, mohon maaf, melakukan tindakan anarkis, saya tidak sepakat. Karena Islam itu rahmah, Islam itu penyayang, bahasa saya kemudian adalah mereka (pelaku sedekah laut) adalah orang-orang yang juga butuh kita pahamkan," lanjutnya.
Baca ini juga:
* Sedekah Laut Diobrak-abrik, Spanduk Ormas 'Kami Tolak Kesyirikan' Disita Polisi
* Bukti Ekonomi Indonesia Digdaya, Sri Mulyani Kembali Dinobatkan jadi Menteri Keuangan Terbaik Dunia 2018
* Deklarasi Pilihan Pilpres 2019 ke Jokowi, La Nyalla: Saya Sudah Kapok Dukung Prabowo
Gus Miftah menyebutkan masyarakat yang meniatkan tradisi adat untuk ritual agama sebetulnya bisa diarahkan ke jalan yang lebih baik. Namun upaya pelurusan niat itu bukan dengan cara anarkis.
"Barangkali yang tadinya niatnya untuk ritual, kita arahkan bahwa ini adalah nguri-uri budaya, kan tidak masalah. Pendekatan tidak boleh anarkis, saya yakin mereka bisa diajak komunikasi, bisa menerima, bukan peribadatan, tapi nguri-uri budaya," ujarnya.
Gus Miftah yang belakangan jadi perhatian publik karena pilihan dakwahnya ke pelaku dunia malam nan remang-remang itu mengungkapkan sebagian masyarakat di wilayah Pantai Baru dan sekitarnya merupakan jamaahnya.
Lihat ini juga:
* Sesi Tanya Jawab Acara Dialog Ekonomi Masyarakat Tionghoa, Sandiaga Kena Skak Pengusaha Reklamasi
* Kisah Legenda: 'Ratna Sarumpaet, Kardus, dan Klaim Uang Rp 23 Triliun'
* Disindir Juniornya yang Dukung Jokowi, Sandiaga Uno Tawarkan Jabatan Menteri Bila Prabowo Menang
"Kebetulan wilayah sana, daerah Pantai Baru, itu jamaah saya. Maka besok saya ada pengajian di sana, saya akan sampaikan itu, kalau akan ada labuhan itu bukan ritual agama, tapi nguri-uri budaya," imbuhnya.
Detik
"Banyak orang yang gagal paham, salah paham atau pahamnya salah. Menurut saya, selama tujuan tradisi adat untuk nguri-uri budaya, itu tidak ada masalah. Tapi jika sifatnya peribadatan, jelas itu salah," tegasnya di sela acara Milad ke-6 Ponpes Ora Aji yang diasuhnya, Sabtu (14/10/2018) malam.
"Apapun itu, teman-teman yang, mohon maaf, melakukan tindakan anarkis, saya tidak sepakat. Karena Islam itu rahmah, Islam itu penyayang, bahasa saya kemudian adalah mereka (pelaku sedekah laut) adalah orang-orang yang juga butuh kita pahamkan," lanjutnya.
Baca ini juga:
* Sedekah Laut Diobrak-abrik, Spanduk Ormas 'Kami Tolak Kesyirikan' Disita Polisi
* Bukti Ekonomi Indonesia Digdaya, Sri Mulyani Kembali Dinobatkan jadi Menteri Keuangan Terbaik Dunia 2018
* Deklarasi Pilihan Pilpres 2019 ke Jokowi, La Nyalla: Saya Sudah Kapok Dukung Prabowo
Gus Miftah menyebutkan masyarakat yang meniatkan tradisi adat untuk ritual agama sebetulnya bisa diarahkan ke jalan yang lebih baik. Namun upaya pelurusan niat itu bukan dengan cara anarkis.
"Barangkali yang tadinya niatnya untuk ritual, kita arahkan bahwa ini adalah nguri-uri budaya, kan tidak masalah. Pendekatan tidak boleh anarkis, saya yakin mereka bisa diajak komunikasi, bisa menerima, bukan peribadatan, tapi nguri-uri budaya," ujarnya.
Gus Miftah yang belakangan jadi perhatian publik karena pilihan dakwahnya ke pelaku dunia malam nan remang-remang itu mengungkapkan sebagian masyarakat di wilayah Pantai Baru dan sekitarnya merupakan jamaahnya.
Lihat ini juga:
* Sesi Tanya Jawab Acara Dialog Ekonomi Masyarakat Tionghoa, Sandiaga Kena Skak Pengusaha Reklamasi
* Kisah Legenda: 'Ratna Sarumpaet, Kardus, dan Klaim Uang Rp 23 Triliun'
* Disindir Juniornya yang Dukung Jokowi, Sandiaga Uno Tawarkan Jabatan Menteri Bila Prabowo Menang
"Kebetulan wilayah sana, daerah Pantai Baru, itu jamaah saya. Maka besok saya ada pengajian di sana, saya akan sampaikan itu, kalau akan ada labuhan itu bukan ritual agama, tapi nguri-uri budaya," imbuhnya.
Detik
Komentar
Posting Komentar