Mahfud MD: Kalau Anda Bilang Jokowi PKI, Itu Adalah Black Campaign, Bisa Dipidanakan

Black campaign atau kampanye hitam dan kampanye negatif rawan terjadi di masa kampanye pemilu ini.

Biasanya, dua jenis kampanye tersebut mudah tersebar di media sosial atau melalui pesan berantai di aplikasi chatting WhatsApp.

Pakar hukum dan tata negara, Mahfud MD pun mengingatkan kepada warga untuk tidak melakukan dua jenis kampanye tersebut.


Mahfud MD pun mengedukasi masyarakat soal dua jenis kampanye tersebut.

Dalam cuitannya di akun twitter miliknya, ia membeberkan perbedaan antara black campaign dan negative campaign.

Baca ini juga:
Pertama Kalinya Dalam Sejarah, Bos IMF Acungkan Jempol untuk Indonesia di Era Jokowi, Ternyata Ini Maksudnya
Psikiater Nyatakan Ratna Sarumpaet Alami Gangguan Kejiwaan, Ternyata Ciri-cirinya Sering Kita Lihat
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia, Elite PKS: Saya Ingin Beliau Buktikan Gelar Itu Layak Disandang

Menurutnya, black campaign adalah kampanye yang mengandung fitnah dan kebohongan tentang lawan politik.

Sementara negative campaign adalah kampanye yang mengemukakan sisi negatif atau kelemahan fkatuan tentang lawan politik.

"Black campaign adl kampanye yg penuh fitnah dan kebohongan ttg lawan politik. Negative campaign adl kampanye yg mengemukakan sisi negatif/kelemahan faktual ttg lawan politik. Negative campaign tdk dilarang dan tdk dihukum krn memang berdasar fakta. Yg bs dihukum adl back campaign" tulisnya.

Ia pun mencontohkan apa yang dimaksud dengan black campaign dan negative campaign.

"Kalau Anda bilang bhw Jokowi PKI atau bilang bhw Prabowo terlibat ISIS itu adl black campaign. Tp kalau Anda bilang Jokowi kerempeng atau bilang Prabowo dulu kalah trs dlm Pilpres maka itu negative campaign. Black campaign bs dipidana, negative campaign bs dilawan dgn argumen."

Sebelumnya, memang sudah beredar black campaign yang telah menyerang kedua kubu pasangan capres-cawapres.

Yang pertama, yakni soal tiduhan Jokowi bagian dari PKI.

Bahkan, Jokowi pun dengan terang-terangan membantah tudingan tersebut.

Banyak fitnahan, hoax yang menimpa bapak, tapi kok bapak sabar sekali ya," tutur sang pembawa acara Rikha Indriaswari sekaligus memberi pertanyaan.

Presiden Jokowi dan Rikha Indriaswari ini berbincang-bincang dalam acara "30 Menit Bersama Presiden", seperti yang tayang di akun Youtube Netmediatama, Minggu (7/10/2018).

Jokowi yang sedang duduk ini diam agak lama ketika ditanya seperti itu.

Setelah itu, Jokowi mengambil napas dan menyiapkan jawaban.

Lihat ini juga:
Dapat Pujian dari Dunia, Fadli Zon: Pidato Jokowi Tunjukkan Sikap Pemimpin Negara yang Lemah
Luhut Binsar Bungkam Haters yang Suka Nyinyirin Menkeu Sri Mulyani, Kali Ini Telak Banget
Ingin Ciptakan Politik yang Lucu, Sandiaga Uno Larang Bupati Ikut Terjun Pilpres 2019

Yang mengejutkan, Jokowi menyebut bahwa selama ini ia sudah lama menahan ketika menyikapi fitnahan mengenai dirinya.

"Ya sementara ini kita juga selama ini saya juga saya tahan-tahan untuk tidak berbicara untuk diam," tutur Jokowi dengan nada yang santun.

Jokowi menyebut bahwa ia lebih memilih untuk fokus berkerja sebagai pemimpin negara.

"Karena pekerjaan kita masih banyak, persoalan yang harus kita selesaikan juga masih banyak, sehingga saya masih berkonsentrasi pada pekerjaan menyelesaikan masalah yang ada."

Jokowi pun sadar, dari semua pekerjaannnya ini masih banyak yang belum terselesaikan.

Pasalnya, Indonesia yang merupakan negara besar dengan penduduk 260 juta lebih penduduk ini banyak sekali permasalahan dan persoalan.

"Jadi lebih baik bekerja, daripada menanggapi hoax yang ada, fitnah-fitnah yang ada," tutur sang host.

Selain itu, dari kubu Prabowo, pampanye hitam justru menyerang cawapresnya, Sandiaga Uno.

Hal itu dibuktikan dari adanya situs yang memuat fitnah tetang skandal yang dilakukan Sandiaga Uno.


TribunNews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awas Pak Prabowo, Yenny Wahid Rela Mundur dari Direktur Wahid Institute Demi Menangkan Jokowi-Ma'ruf

Prabowo Sebut Ekonomi Kebodohan, Stafsus Jokowi Beberkan Fakta Kekuatan Indonesia di Era Jokowi

Bantu Jokowi Tukar Dolar Rp2 Triliun, Segini Total Kekayaan Tahir, Sederet Bisnisnya jadi Sorotan