Ditanya Isu Kenaikan Harga Premium di Istana, Presiden Jokowi Beberkan Kalkulasinya
Pekan lalu publik sempat dihebohkan dengan pengumuman kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi (premium) oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan. Namun berselang satu jam kemudian pengumuman itu dibatalkan.
Kini Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat bicara soal isu kenaikan harga BBM. Presiden memastikan, tidak ada kenaikan harga untuk BBM bersubsidi jenis premium.
"Ndak, ndak (tidak naik, Red). Sudah saya batalkan," ujarnya setelah menyerahkan bonus kepada atlet Asian Para Games di Istana Kepresidenan Bogor kemarin (13/10).
Namun, Jokowi tidak menyebut sampai kapan harga premium tidak dinaikkan. Dia hanya mengatakan, harga berbagai jenis BBM sudah dikaji dan dampaknya telah dikalkulasi pemerintah. Termasuk saat harga BBM jenis pertamax dan pertamax dex dinaikkan awal pekan lalu. Menurut dia, pengkajian sudah dilakukan sebulan lalu.
Lihat ini juga:
* Yenny Wahid: Dukungan Prof Mahfud MD ke Jokowi akan Raih Jutaan Suara Rakyat
* PDIP Yogyakarta: Jelaskan Motif Pembubaran Sedekah Laut, Ini Tindak Kriminal
* Ternyata Sandiaga Uno Salah Besar, Irma Suryani: Biaya Makan Singapura 61,44% Lebih Mahal dari Jakarta
Untuk premium, menurut dia, kalkulasinya berbeda. Aspek daya beli masyarakat juga dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan. Sebab, mayoritas pengguna BBM jenis tersebut masyarakat kelas menengah ke bawah dan penyedia jasa distribusi.
Nah, berdasar hasil kalkulasi pemerintah bersama Pertamina, kenaikan harga premium berdampak menurunnya daya beli masyarakat. Imbasnya, hal itu memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sebab, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bertumpu pada sektor konsumsi dengan angka 56 persen.
Landaian Berita:
* Sindir Game Of Thrones Jokowi, Sandiaga Uno: Saya Kebayang Film Nabi Yusuf, 7 Tahun Kita Paceklik
* Deklarasikan Sikap Lawan Prabowo, La Nyalla: Program-program Jokowi Lebih Jelas dan Nyata
* Sedekah Laut Dibubarkan, Kyai Nyentrik 'Gus Miftah' Ini Berikan Pernyataan Monohok
Dia menambahkan, di sisi lain, kenaikan harga premium sebesar Rp 900 per liter juga dirasa tidak memberikan keuntungan signifikan terhadap keuangan Pertamina. "Sudah saya putuskan premium batal," ujarnya.
JawaPos
Kini Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat bicara soal isu kenaikan harga BBM. Presiden memastikan, tidak ada kenaikan harga untuk BBM bersubsidi jenis premium.
"Ndak, ndak (tidak naik, Red). Sudah saya batalkan," ujarnya setelah menyerahkan bonus kepada atlet Asian Para Games di Istana Kepresidenan Bogor kemarin (13/10).
Namun, Jokowi tidak menyebut sampai kapan harga premium tidak dinaikkan. Dia hanya mengatakan, harga berbagai jenis BBM sudah dikaji dan dampaknya telah dikalkulasi pemerintah. Termasuk saat harga BBM jenis pertamax dan pertamax dex dinaikkan awal pekan lalu. Menurut dia, pengkajian sudah dilakukan sebulan lalu.
Lihat ini juga:
* Yenny Wahid: Dukungan Prof Mahfud MD ke Jokowi akan Raih Jutaan Suara Rakyat
* PDIP Yogyakarta: Jelaskan Motif Pembubaran Sedekah Laut, Ini Tindak Kriminal
* Ternyata Sandiaga Uno Salah Besar, Irma Suryani: Biaya Makan Singapura 61,44% Lebih Mahal dari Jakarta
Untuk premium, menurut dia, kalkulasinya berbeda. Aspek daya beli masyarakat juga dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan. Sebab, mayoritas pengguna BBM jenis tersebut masyarakat kelas menengah ke bawah dan penyedia jasa distribusi.
Nah, berdasar hasil kalkulasi pemerintah bersama Pertamina, kenaikan harga premium berdampak menurunnya daya beli masyarakat. Imbasnya, hal itu memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Sebab, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bertumpu pada sektor konsumsi dengan angka 56 persen.
Landaian Berita:
* Sindir Game Of Thrones Jokowi, Sandiaga Uno: Saya Kebayang Film Nabi Yusuf, 7 Tahun Kita Paceklik
* Deklarasikan Sikap Lawan Prabowo, La Nyalla: Program-program Jokowi Lebih Jelas dan Nyata
* Sedekah Laut Dibubarkan, Kyai Nyentrik 'Gus Miftah' Ini Berikan Pernyataan Monohok
Dia menambahkan, di sisi lain, kenaikan harga premium sebesar Rp 900 per liter juga dirasa tidak memberikan keuntungan signifikan terhadap keuangan Pertamina. "Sudah saya putuskan premium batal," ujarnya.
JawaPos
Komentar
Posting Komentar